KUTUKAN

Aku lahir dengan mata yang berbeda dengan mata orang normal. Dalam pengelihatanku,aku bisa melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat orang pada umumnya. Singkat saja,aku bisa melihat hantu. Cukup sulit mendeskripsikan wujud mereka. Namun satu yang past,ini bukanlah sebuah anugerah.

Tidak ada yang menggangguku sejauh ini. Hanya satu yang membuatku sedikit takut. Seorang wujud gadis kecil yang selalu mengikutiku kemanapun. Menurutku,dia hanya kesepian. Benar saja,dia selalu mencoba berinteraksi denganku. Tidak peduli kapan dan dimana aku. Jujur,aku terganggu.

Hingga usiaku menginjak 17 tahun,aku masih sering mengabaikan "gadis kecil" itu. Namun sekarang aku tak bisa mengabaikannya lagi. Saat aku mengabaikan nya,dia akan bertingkah seolah-olah marah dan mulai menggangguku dengan cara-cara yang ekstrim seperti menjambak rambutku,menyembunyikan barangku dan bahkan meninggalkan jejak tanah di dalam lantai kamarku.

Suatu sore,aku mendapat panggilan kerja pertamaku. Dengan tergesa-gesa aku pergi dengan motorku. Dalam perjalanan,aku merasa seseorang duduk dibelakangku dan menarik jaketku. Akun segera tahu bahwa itu adalah si "gadis kecil". Dengan perasaan yang sedikit kesal aku terus saja mengendarai motorku tanpa memedulikan nya. Namun aku terkejut ketika dia tiba-tiba memukul punggungku dengan keras sehingga aku kehilangan keseimbangan.Yang kuingat terakhir adalah motorku menabrak lampu lalu lintas dan sesuatu yang keras membentur mataku.

Bau obat-obatan tercium kuat begitu aku sadar. Sadar? aku tak begitu yakin. Kurasa kesadaranku sudah kembali tetapi aku belum bangun. Maksudku semua masih gelap seakan aku sedang bermimipi.
"Kamu bangun nak?"
Itu suara ibuku.
"Ada yang sakit?Apa yang kau rasakan?"
Suara siapa itu? Aku tak tahu.
"Ibu" Panggilku.
"Iya?" Beliau menjawab lirih.
"Ibu dimana? Aku tak bisa melihatmu"
"Dengarkan ibu nak,Tuhan sedang menguji mu. Kamu sekarang buta" Beliau semakin terisak.
Aku tersenyum.
Mungkin aku sudah gila
Maksudku,kenapa aku tersenyum?

Entah sudah berapa hari sejak kejadian itu. Sekarang aku sudah boleh pulang. Sesampainya dirumah, ibu menuntun ku ke kamar. Aku menghela nafas panjang dan duduk di sudut ranjang. Tunggu. Aku mencium bau tanah basah. Oh,ibu berkata semalam hujan turun. Mungkin aku tidak menutup jendela. Aku mulai bersenandung kecil. Aku benar-benar tenang sekarang. Aku tidak akan melihat mereka lagi. Terima kasih Tuhan. Batinku senang. Aah,mungkin seharusnya aku tidak senang. Karena tiba-tiba sesuatu menarik ujung bajuku.
"Ayo main".........

Komentar

Postingan populer dari blog ini

21 AND STILL COUNTING

Permainan Terkutuk